Jumat, 24 April 2009

parodi



pada suatu ketika
luka masih menganga berbuah kemanisan
saat kenangan menjadi buah mata ketika itu senyum mengembang membayangkan apa yang telah terjadi sebuah parodi tawa terhentak serentak ketika otak gila mulai mendidih bersama darah muda yang selalu rindu eksistensi dan popularitas membungkus diri menjadi sebuah gambar maya mengabadikan yang fana dan memutlakan yang nisbi berharap arti suatu saat menyeruak dalam derak-derak pijak kapal kehidupan yang selalu menjadi misteri setiap diri

ketika daun menguning menunggu saat-saat jatuh merindu sapuan angin pagi berhasrat menyatu dengan embun pagi yang bening dua orang serupa guru dan murid yang tak lain adalah parodi nyata nyata-nyata parodi dalam sebuah rumah Tuhan yang penuh dengan pemuda-pemuda yang (terpaksa)hatinya tergantung di masjid
tak ada kepura-puraan dan kebenar-benaran
tak ada beda antara parodi dengan hidup real
ketika guru dan murid menjadi parodi....

(untuk yuli dan faris yang selalu gila)

Tidak ada komentar: