setiap maghrib dan isya tiba
engkau bersama ibu dan adikmu terlihat
seringkali kami mencuri pandang
mukena putih itu membalutmu
air wudlu itu mungkin telah membuat wajahmu bercahaya
sahabatku selalu membicarakanmu
tentang ibumu yang dia sebut sebagai mertua
tentang bapakmu yang sangar dan gagah yang selalu menjadi pertimbangannya
tentang adikmu yang lagi lucu dan manja
hampir setiap hari kami melihatmu
tapi tak pernah kenal namamu
kami hanya bisa menyapamu
hanya senyum kami yang berbicara
sampai suatu hari ada seorang pemuda
polisi pula, HPnya pun kamera
tiger 2000 tungganganya
memmbelikan kami ketoprak pula
untuk dimakan kami bertiga
akhirnya ia menyebut sebuah nama
yang ternyata namamu
ratih...
katanya lirih
menandakan ada perasaan istimewa
selepas polisi muda itu mengeslah kendaraannya
kami berbincang tentangmu
yang telah setahun tak kukenal namanya
"cintaku ditukar dengan ketoprak"
tiba-tiba sahabatku berkata perih sambil memegang dadanya...
(untuk muktar yang mungkin selalu mengenang dan mendzikirkan namanya,
perempuan yang tak kami kenal namanya sebelumnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar