Jumat, 06 Maret 2009

delapan purnama

awalnya tak terkira
apalagi direncanakan
dunia memang tak dapat diterka
tukang nujumpun hanya mengira

ketika kuhitung
delapan purnama sejak wisuda
aku telah mengenal sosoknya
semampai
cerdas
elok

mungkin dialah jawaban
pertanyaanku selama ini
sekedar hipotesis
sekadar apologi
untuk keresahanku selama ini
setidaknya terkurangi

pemilik senyum sesejuk pagi
pemilik kata selembut air gunung
pemilik mata secerah fajar
pemilik keindahan yang belum sempat
pemilik keelokan yang belum...
yang belum....

yang sudah aku lakukan
hanya mengingatnya
mengenangnya
mengenang wisuda yang telah delapan purnama
sedang pesan singkat yang selalu kusapakan padanya
pada telepon genggemnya

delapan purnama
"sudah gawe belum?"
pertanyaan yang selalu diulang
sekedar basa basi
sekedar pengisi hari
atau hanya say hello semata
yang pasti
yang kutahu
hanya satu kata yang mampu menjawabnya
entah
entah dalam delapan purnama
bahkan lebih

7 Maret 2009
untuk RD, seorang yang kukenal saat wisuda

1 komentar:

Rohmat Aziz mengatakan...

semangat pak!!!

Kata temen saya mengutip Bob Sadino, Benarkah kita benar-benar memilih? Bukankah Tuhan yang memberi kita segala sesuatu, termasuk apa yang sering kita namakan 'jodoh'