Minggu, 05 Oktober 2008

menangisi ramadhan

masjid-masjid menangisi kepergiannya
karena sekarang menjadi sepi
tak ada lagi sholat jamaah
tak tampak lagi teriak anak-anak jamaah
tak terdengar lagi tadarus firmanNya
tak terkumpul lagi sodakoh-sodakoh jariah

pedagang-pedagang merindukannya lagi
merindukan laba segunung dari dagangannya
tanpa peduli tangis perih si duafa
tanpa sodakoh untuk si miskin papa

setan-setan menertawakan kepergiaannya
karena belenggu telah hilang dari tubuhnya
aktivitas dosa mulai berjalan
goyangan dan erangan syahwat kembali memuncak
antara setan dan manusia hampir tak ada beda
manusia telah berubah menjadi setan
setan semakin kesetanan

astaghfirullah al ngadzim
semoga ENGKAU selalu menjagaku wahai Yang Berkuasa membolak-balikan hati

2 komentar:

Gery Sulaksono mengatakan...

asalamualaikum...bang santo, majalah fadilah menyebut puisi kamu dengan sastra pesantren, genre baru dalam penulisan sastra. Q ada blog baru www.gery-sulaksono.co.cc

Mang Judge mengatakan...

Minal aidzin.. nEw Release. Dua tulisan "Anguish dalam Cinta Buta' dan 'Lebaran sebelum Idul Fitri' (kritik Fenomena lbaran)

WWW.eljudge.CO.CC