Sabtu, 07 November 2009

Saka Tunggal Butuh Perhatian!



WANGON-Objek wisata masjid Saka Tunggal dan Taman Kera Cikakak membutuhkan pengembangan aset wisata. Demikian diungkapkan oleh kepala Desa Cikakak Suyitno Jum'at (6/11) kemarin. Objek wisata ini merupakan situs peninggalan dari Kyai Tolih (Mustolih) yang merupakan salah satu tokoh Islam sejak jaman Majapahit. Di Cikakak sendiri selain ada Masjid Saka Tunggal, Taman Kera, makam Kyai Tolih juga terdapat wisata budaya yang lain. Namun potensi ini kurang tergarap karena masih minimnya perhatian dari pemerintah daerah.
"Pengembangan sarana prasarana dan aset wisata juga perlu diadakan jika ingin kawasan wisata Saka Tunggal maju. Penambahan aset wisata yang menunjang bisa menarik pengunjung. Adanya penambahan aset wisata seperti tempat bermain anak-anak, gazebo dan lain-lain bisa menarik pengunjung untuk datang ke Saka Tunggal. Jembatan Kali Asahan juga perlu diprioritaskan. Pakan satwa (kera) juga hendaknya ditambah supaya mencukupi kebutuhan. Jika pengunjung datang banyak, pendapatan wisata dan retribusi akan semakin banyak. Itu sangat menguntungkan untuk kita semua" ungkap Suyitno Jum'at (6/11) di rumahnya. Menurutnya selama ini pemerintah baru mengalokasikan dana sekitar Rp 150 ribu perbulan untuk membeli pakan satwa berupa ubi.
Pemerintah Desa Cikakak bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) meminta kepada pemerintah daerah untuk semakin memperhatikan keadaan komplek objek wisata Masjid Saka Tunggal dan Taman Kera. Pihak desa mengharapkan agar sarana dan lingkungan di sekitar objek wisata ziarah ini semakin dibenahi. Letak jalan menuju komplek wisata yang berada di bawah lereng Perbukitan Wadaskelir perlu dibuatkan tanggul dan drainase sehingga komplek wisata semakin aman dan nyaman bagi para pengunjung. Jembatan Kali Asahan di depan masjid Saka Tunggal yang merupakan sarana penghubung jalan desa menuju tempat wisata Masjid Saka Tunggal juga perlu dibangun secara permanen. Jembatan ini sangat membantu kelancaran kegiatan ekonomi, sosial dan ibadah warga setempat.
"Kamipun belum berani pasang tarif masuk ke wisata Saka Tunggal karena aset wisata belum ditambah" kata Suyitno. Perlu diketahui bahwa tarif masuk ke objek wisata Saka Tunggal Cikakak hanya Rp 1000 padahal pendapatan objek wisata ini dibagi kepada tiga pihak, yaitu pemerintah daerah, pihak desa dan juga untuk para pekerja.
Menurutnya kompleks wisata Saka Tunggal memang banyak yang perlu dibenahi dari segi sarana jalan dan aset wisata. Terlebih lagi kompleks wisata ini sudah merupakan aset pemerintah daerah. Sejauh ini Kompleks wisata Saka Tunggal ini terkenal dengan wisata peninggalan seperti Masjid Saka Tunggal, Taman Kera, dan Makam Mbah Kyai Tolih. Padahal selain itu masih ada ritual budaya Jaro Rajab, dan kehidupan religius warga setempat yang kental dengan nuansa Islam Jawa yang sangat pantas menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.Jadi sudah sepantasnyalah semua pihak terutama pemerintah daerah memperhatikan keberadaan kompleks wisata Saka Tunggal di Cikakak.(ap5)

Tidak ada komentar: