BANYUMAS-Meski pemerintah lewat Kementrian Agama telah menetapkan bahwa Hari Raya Lebaran jatuh hari Jumat (10/9), namun ribuan pengikut Aboge di Kabupaten Banyumas tetap kukuh melaksanakan ibadah Idul Fitri, Sabtu (11/9). Berdasarkan perhitungan Aboge yang mereka yakini, 1 Syawal 1431 Hijriyah jatuh pada hari Sabtu Pahing kemarin.
Di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon seikitnya 500 orang pengikut Aboge terdiri dari orang dewasa dan generasi muda terlihat khusyuk melaksanakan sholat Idul Fitri di area Masjid Saka Tunggal Baitussalam. Bahkan karena ruangan masjid penuh, separuh lebih Pengikut Aboge melaksanakan sholat di halaman depan dan samping masjid yang disebut-sebut masjid tertua di Jawa Tengah tersebut.
Berpakaian jubah putih dengan 'iket wulung' di kepala, Eyang Sopani, sesepuh Pengikut Aboge setempat memimpin sholat Idul Fitri sekitar pukul 06.30 WIB. Usai sholat dilaksanakan, khutbahpun dilaksanakan. Berbusana serupa seperti Eyang Sopani, Sulam bertindak membacakan khutbah Idul Fitri. Seluruh isi khutbah dibacakan menggunakan Bahasa Arab dan tanpa pengeras suara. Dalam mimbar yang tertutup tirai kain, Sulam membacakan khutbah pertama Idul Fitri. Namun saat pembacaan khutbah kedua hingga selesai, mimbar khutbah dibuka.
Usai pelaksanaan ibadah Idul Fitri, jamaah melaksanakan pembacaan takbir, ratib, tahlil dan sholawat bersama-sama. Suara beduk dan terbang mengiringi prosesi itu. Setelah berdoa bersama-sama, prosesi silaturahmipun dilaksanakan. Jamaah yang semula berada di dalam masjid kemudian mencair dan melebur dengan warga yang berdatangan ke area kompleks Masjid Saka Tunggal. Membentuk barisan yang panjang mengelilingi area kompleks masjid, merekapun akhirnya saling berjabat tangan untuk saling memaafkan. Usai prosesi silaturahmi, sebagian pengikut Aboge mengadakan acara kenduri slametan di dalam masjid. Usai didoakan, merekapun bersama menyantap makanan yang dibawa menggunakan 'tenong' dan rantang.
"Kita sudah turun temurun melaksanakan lebaran menurut perhitungan Aboge ini. Semua ini merupakan warisan dari Mbah Toleh yang dulu mbangun masjid ini. Kalau lebaran tahun ini jatuh pada hari Sabtu Pahing ini" ungkap Sulam di sela kesibukan silaturahmi kemarin (11/9).
Sesuai dengan perhitungan Aboge, tahun ini merupakan tahun Dal. Sementara untuk pedoman awal tahun Dal adalah Daltugi atau 1 Muharam jatuh pada Sabtu Legi. Pedoman untuk menentukan 1 Syawal, adalah Waljiro- 'Syawal Siji Loro' atau Syawal jatuh pada hari 'siji' (pertama) dari hari Sabtu dan pasaran 'loro' (kedua) dari pasaran Legi maka 1 Syawal Tahun Dal akan jatuh pada hari Sabtu Pahing.
Diketahui bahwa dalam Perhitungan Aboge dikenal siklus delapan tahunan (satu windu) yang masing-masing tahun terkenal dengan tahun Kuruf (Asal dari Bahasa Arab: Huruf). Tahun Kuruf terdiri dari Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, Jimakir.
Selain di kompleks Masjid Saka Tunggal, pada hari yang sama pengikut Aboge di Desa Kracak, Cibangkong, Tambaknegara, Petahunan, Semedo, dan "Pengikut Bonokeling" Pekuncen juga merayakan Idul Fitri. Dari sejumlah tetua pengikut Aboge yang ditemui Radarmas di lapangan menyebutkan kesamaan rumus yang dipakai dalam menentukan tanggal, bulan dan tahun Jawa Hijriyah. Selain itu, walaupun ada yang menyebut bahwa perhitungan Aboge ini ditetapkan secara formal oleh Sultan Agung sejak abad 17 Masehi namun sejumlah pengikut Aboge menyatakan bahwa perhitungan Aboge ini telah ada sejak abad 14-15 Masehi yang disebarkan oleh sejumlah wali dan pengikutnya di daerah Banyumas.
"Turun temurun telah seperti ini dan pantang kami mengubahnya. Selama kita masih hidup kita akan terus mempertahankan perhitungan warisan leluhur dan para wali ini. Dalam perhitungan Aboge ini kita bisa menghitung secara cepat dan tepat pada hari dan pasaran apa, lebaran satu windu ke depan sekalipun" ungkap Santibi (65), tetua pengikut Aboge di Desa Cibangkong Kecamatan Pekuncen.(susanto-Wangon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar