Senin, 21 April 2008

suara inyong


AKU BUKAN FACHRI

Aku bukan fahcri
Seperti tokoh karangan kang abik dalam ayat-ayat cintanya
Bahkan akupun mungkin tak hafal narasi ceritanya
Aku hanyalah kenyataan seorang lelaki biasa yang hanya bisa dua bahasa
Akupun bukan mahasiswa al azhar mesir
Aku hanya seorang mahasiswa dari kota kecil

Aku bukan fachri yang begitu sempurna
Hingga dicintai aisya dan maria
Hingga nuro yang begitu cintanya menfitnahnya
Aku hanyalah seorang biasa yang sedang mencari wanita
Wanita Indonesia saja, jawapun tak mengapa
Tak mesti sekaya aisya, dan secantik maria

Aku bukan fachri yang begitu dikagumi gurunya
Aku hanya ingin dimengerti diriku sendiri
Minimal dikenal oleh diriku sendiri
Tak mesti harus lihai berbahasa arab
Yang penting aku terus belajar alif ba ta
Untuk mengerti alif lam mim

Aku bukan fachri
Yang difitnah memperkosa nuro
aku hanya orang sering mendengar berita pemerkosaan dari media
yang aku tanyakan kenapa gadis diperkosa
bukankah wanita itu lebih banyak dari pria
aku sebagai pria semakin tidak faham jalan pikiran para pria
sebegitukah kejamnya birahi haus tubuh seksi

aku bukanlah fachri
yang pastinya aku bukan fachri
akulah kenyataan bagi dirikku sendiri
yang semakin menjadi misteri
seperti hilangnya pelangi di atas telaga
setelah hujan menghapus panas hari

aku bukanlah fachri
yang terpenjara karena fitnah wanita
seperti kisah yusuf dan zulaikha
aku hanya terpenjara oleh diriku sendiri
yang tak mampu ungkapkan pesona pria jawa
dengan kejawaannya

aku bukanlah fachri
anak seorang juragan tape di kampungnya
yang begitu cerdas hingga dapat beasiswa
aku hanya seorang biasa yang sudah terlanjur tua
untuk meniru kisah sang fachri mengungkapkan ayat-ayat cinta Tuhan
aku hanya orang jawa yang ingin menunjukkan ayat-ayat semar
di jaman yang semakin samara- samara
tak jelas rimba, tak terpandang dimana tepi samudra

aku bukanlah fachri
yang setiap waktu bisa bertahajjud dan berpuasa untuk-Nya
aku hanyalah seorang jawa yang ingin tunjukkan tirakatnya jawa
yang semakin hilang oleh pesona Timur tengah sana
aku hanyalah anak jawa
yang miris melihat gaya seorang kali jaga dihina
dihujat dan diragukan kemuliannya mengangkat agama

aku bukanlah fachri
seorang aktivis islam yang fasih berbagai bahasa
aku hanya seorang yang ingin menjawakan risalah Nya
kepada orang-orang biasa yang tak sempat belajar bahasa
mereka hanya sempat memikirkan rasa lapar anaknya
biarkan agama dimengerti oleh orang biasa dengan kebiasaanya
biarkan akhlak itu mengalir sederhana dalam kesederhanaan orang biasa

Tidak ada komentar: